(Kerjakan UN) Jangan Percaya “Kunci”

“Sebenarnya sudah sering saya sampaikan kepada mereka (siswa kelas XII) jangan pernah sekali-kali percayapaksis terhadap kunci (jawaban bocoran), kerjakan (soal) sendiri. Karena dengan paket 20 soal dan setiap paket soal memiliki barcode (kode seri berupa simbol garis-garis) yang berbeda, kunci jawaban atau bocoran sangat dimungkinkan banyak yang keliru” ujar Kepala SMA 1 Cepiring, Siswanto, S.Pd, pada saat sosialisasi UN beberapa waktu yang lalu.

Hari ini (15/4), hampir seluruh SMA sederajat se-Indonesia melaksanakan Ujian Nasional (UN). Uji kompetensi siswa sebagai akhir belajar selama tiga tahun -meskipun sudah banyak yang menentang keberadaan UN. Seluruh komponen tenaga pendidik termasuk intansi dunia pendidikan dan kepala pemerintahan, memberikan himbauan yang sama: Kerjakan UN sendiri, jangan percaya kunci alias jawaban bocoran. Kunci jawaban yang beberapa tahun terakhir marak beredar sangat meresahkan kalangan pendidik. Sebab, banyak siswa hanya mengandalkan jawaban dari “kunci” tersebut, yang kemudian malah tidak lulus karena kunci yang diperoleh keliru: karena tidak sesuai dengan paket soal yang kerjakan. Apalagi, dengan mekanisme paket soal yang sekarang yaitu 20 paket soal, menjadikan siswa praktis harus mengerjakan sendiri.

E-KTP Tidak Boleh Dilaminating

Sebagai informasi saja bagi civitas SMA 1 Cepiring khususnya, berkaitan dengan telah dibagikannya KTP elektronik atau yang populer dengan e-KTP, agar kartu tersebut untuk tidak dilaminating atau distaples. Karena dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada microchip yang terdapat pada kartu tersebut. Sesuai dengan desain yang dibuat, pada kartu e-KTP diletakkan sebuah microchip yang katanya berfungsi sebagai penyimpan data. Ini merujuk pada kutipan yang disampaikan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kendal, Astuti Watiningrum beberapa waktu yang lalu. “Kami sudah sering menyampaikan larangan melaminating e-KTP. Diantaranya saat me-lounching pendistribusian e-KTP. Karena khawatir microchipnya rusak, sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik,” kata beliau dalam kolom berita Radar Semarang, JP, 9/4, kemarin. Baca lebih lanjut